Senin, 19 Juli 2010

Asumsi Dasar Akuntansi

Dalam prakteknya akuntansi berjalan berdasarkan asumsi-asumsi, sama seperti kita yang sering mengasumsikan sesuatu agar dapat lebih mudah diterima atau dilakukan. Asumsi-asumsi ini pulalah yang mempermudah pelaksanaan kegiatan akuntansi. Adapun asumsi-asumsi dasar yang dipakai dalam dunia akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan usaha khusus (Separate entity/Economic entity)

Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Maksudnya, walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja perusahaan itu dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya. Seperti: terpisah kekayaannya dari kekayaan pemilik, terpisah utangnya dari utang pemilik.
2. Kontinuitas usaha (Going concern/continuity)
Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
3. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan
Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh: Indonesia unit moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dsb.
4. Periode waktu (Time-period/Periodicity)
Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.

0 komentar:

Posting Komentar